Munthe memang benar asalnya dari toba. Dan memang anak dari raja naiambaton. Dan sepengetahuan saya (mungkin salah) yang saya dengar dari keterangan para opung saya mengatakan kalau raja naiambaton itu anaknya Cuma 4 yakni Simbolon Tua, Saragi Tua, nahampun tua dan Munthe Tua dan tamba tua itu merupakan anak dari munthe tua. Itu yang saya tahu dari munthe dan raja naiambaton.
Dan saya coba memberi ulasan mengenai munthe tongging dan sejarahnya (ini juga sepengetahuan saya atas keterangan dari opung saya)
Munthe tua memiliki anak 2 dan namanya tamba tua dan munthe. Munthe anak dari munthe tua ini pergi merantau ke daerah pak-pak dan memiliki anak 2 yakni munthe dan tumanggor. Munthe yang ke pakpak ini tetap membawakan nama oppungnya yaitu munthe dengan alasannya agar dia setiap orang tahu kalau dia merupakan anak dari munthe tua. Dan di pakpak, keberadaan munthe ini tidak diterima masyarakatnya dan ingin di bunuh dengan alasan dia membawa sial bagi masyarakat disitu dan pendapat itu di sampaikan oleh enam orang datu bolon(besar) di kampung itu padahal sebenarnya karena datu yang enam itu tahu kalau munthe itu memiliki ilmu turunan dari oppungnya yang melebihi ilmu ke enam datu itu. Dan seorang datu tidak setuju kalau munthe itu di bunuh jadi dia membawa lari munthe itu ke daerah ajinembah (tanah karo) melewati dolok sibuatan dan menetap di ajinembah. Selama di ajinembah munthe ini memiliki anak 3 yakni, munthe sintua (munthe paling tua), munthe sintengah (munthe anak ke dua/ anak tengah), dan munthe sinjahei (munthe bungsu/paling muda). Dan munthe sintua ini merantau ke daerah tongging yang merupakan tanah kekuasaan silahisabungan dan namanya sitolu huta (tongging, paropo, silalahi). Dan munthe ini menikahi putrinya raja silahi sabungan boru sinabutar, karena munthe ini tidak memiliki tanah untuk tempat tinggalnya maka raja silahi sabungan pun memberikan tanah tongging pada munthe dan munthe itupun menetap di daerah tongging dan hingga kini munthe asli tongging tetap menghormati silalahi, dan penyerahan tongging itu pada munthe tidak sembarangan dan sampai kapan pun silalahi tidak bisa lagi mengkalim bahwa tongging itu tanah silalahi karena sampai sekarangpun bukti dari pemberian itu ada yakni oppugn sinabutar (istri munthe) itu dimakamkan dengan posisi berdiri sebagai tanda dari pemberian itu, dan penguburan itu merupakan permintaan dari oppung sinabutar. Sampai sekarang kuburan itu masih tegak berdiri di tongging di tanahnya sianjulu sebagai anak tertua. Dan karena sudah ada tanahnya munthe maka tongging di katakana tanah munthe dan di sebut munthe tongging.
Sejarah ini merupakan pengetahuan dari saya tentang munthe tongging dan sejarah yang saya tuliskan ini belum tentu benar karena saya memaparkan apa yang saya dengar dari oppung saya. Untuk itu bagi siapapun keturunan munthe tongging saya ingin mendapat masukan agar saya mengetahui sejarah munthe tongging yang diakui oleh banyak orang.
Terimakasih….
Dan saya coba memberi ulasan mengenai munthe tongging dan sejarahnya (ini juga sepengetahuan saya atas keterangan dari opung saya)
Munthe tua memiliki anak 2 dan namanya tamba tua dan munthe. Munthe anak dari munthe tua ini pergi merantau ke daerah pak-pak dan memiliki anak 2 yakni munthe dan tumanggor. Munthe yang ke pakpak ini tetap membawakan nama oppungnya yaitu munthe dengan alasannya agar dia setiap orang tahu kalau dia merupakan anak dari munthe tua. Dan di pakpak, keberadaan munthe ini tidak diterima masyarakatnya dan ingin di bunuh dengan alasan dia membawa sial bagi masyarakat disitu dan pendapat itu di sampaikan oleh enam orang datu bolon(besar) di kampung itu padahal sebenarnya karena datu yang enam itu tahu kalau munthe itu memiliki ilmu turunan dari oppungnya yang melebihi ilmu ke enam datu itu. Dan seorang datu tidak setuju kalau munthe itu di bunuh jadi dia membawa lari munthe itu ke daerah ajinembah (tanah karo) melewati dolok sibuatan dan menetap di ajinembah. Selama di ajinembah munthe ini memiliki anak 3 yakni, munthe sintua (munthe paling tua), munthe sintengah (munthe anak ke dua/ anak tengah), dan munthe sinjahei (munthe bungsu/paling muda). Dan munthe sintua ini merantau ke daerah tongging yang merupakan tanah kekuasaan silahisabungan dan namanya sitolu huta (tongging, paropo, silalahi). Dan munthe ini menikahi putrinya raja silahi sabungan boru sinabutar, karena munthe ini tidak memiliki tanah untuk tempat tinggalnya maka raja silahi sabungan pun memberikan tanah tongging pada munthe dan munthe itupun menetap di daerah tongging dan hingga kini munthe asli tongging tetap menghormati silalahi, dan penyerahan tongging itu pada munthe tidak sembarangan dan sampai kapan pun silalahi tidak bisa lagi mengkalim bahwa tongging itu tanah silalahi karena sampai sekarangpun bukti dari pemberian itu ada yakni oppugn sinabutar (istri munthe) itu dimakamkan dengan posisi berdiri sebagai tanda dari pemberian itu, dan penguburan itu merupakan permintaan dari oppung sinabutar. Sampai sekarang kuburan itu masih tegak berdiri di tongging di tanahnya sianjulu sebagai anak tertua. Dan karena sudah ada tanahnya munthe maka tongging di katakana tanah munthe dan di sebut munthe tongging.
Sejarah ini merupakan pengetahuan dari saya tentang munthe tongging dan sejarah yang saya tuliskan ini belum tentu benar karena saya memaparkan apa yang saya dengar dari oppung saya. Untuk itu bagi siapapun keturunan munthe tongging saya ingin mendapat masukan agar saya mengetahui sejarah munthe tongging yang diakui oleh banyak orang.
Terimakasih….
Tulisan tersebut adalah kiriman dari Saudara kita, Abde Munthe , Email Penulis : abde_dady@yahoo.com
Ada yang mempunyai informasi mengenai sejarah marga Munthe? Kalau Ya, dapat dikirim ke rmonangpsph@yahoo.com